A. Tujuan Umum :
Warga belajar dapat mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya, baik secara eksternal maupun internal, serta rasa percaya diri dalam berintegrasi dengan lingkungannya.
B. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami etika dan penerapannya dalam perusahaan.
C. Topik : Etika
1. Pengertian Etika
2. Etika dan Etiket
3. Etika Sosial dan Etika Bisnis
4. Table Manners ( Etika Perjamuan Makan )
D. Materi Pengajaran :
Pengertian Etika
Etika merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ETHIC dan ETHICS, yang mempunyai 2 ( dua ) pengertian yaitu :
1. A body of moral principles or values ( Himpunan azas-azas moral atau nilai-nilai )
2. Ethical, pertaining to right and wrong in conduct ( Etis berkaitan dengan perilaku benar atau salah )
Berdasarkan uraian di atas maka pengertian tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu jauh dalam arti pengertian secara bahasa Indonesia. Menurut Dr. Fanz Von Magnis dalam bukunya “ ETIKA UMUM “ mangatakan bahwa :
“Etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang-bidang kewajiban-kewajiban manusia serta tentang aturan-aturan yang baik dan buruk.”
“Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia harus bertindak, sopan santun, dengan segala kaidah kehidupan pergaulan dan komunikasi.”
Sedangkan menurut ARISTOTELES , mengatakan bahwa :
Etos adalah paduan nilai-nilai “ good intension ” ( etikad baik ), “ trustworthiness ” ( kepercayaan ) dan “ competence or expertneaa” ( kemampuan atau keahlian ).
Perbedaannya dengan etiket.
Etiket adalah terjemahan dari bahasa Inggris dan bahasa Prancis “ ETUQUETTE ” yang berarti “ persyaratan konvensional mengenai perilaku sosial.“
Tata Krama Global
Di dunia ini ada nuansa yang berbagai macam pola tata cara hidup bermasyarakat. Secara georafis ada nuansa perbedaan etiket. Hampir setiap suku dari bangsa kita memiliki etiket yang berbeda. Maka ada pepatah mengatakan “ Lain padang lain belalang. Lain lubuk lain pula ikannya.”
Hidup adalah interaksi dengan sesama. Interaksi ini memerlukan tata krama ( manners) dan tata cara ( etiquette ). Etiket dalam tata krama pergaulan dan petunjuk bagaimana tata cara berperilaku agar dapat diterima oleh seebuah masyarakat yang menuntut sopan santun.
Negara, dan berbagai bangsa dari berbagai negara saling bertemu. Maka diperlukan etiket yang bisa diterima semua pihak, etiket global. Hal ini agar terwujud tata cara internasional yang memungkinkan setiap orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda itu dapat bergaul dengan tata cara yang dapat diterima semua pihak.
Etiket bisa saja terasa formal dan kaku. Sedangkan manners tidak ada unsur formal dan kaku. Hal yang harus diketahui adalah, salah satu yang terpenting dari kiat-kiat sukses dalam interpersonal relationship skill ( keterampilan hubungan sesama ) yang baik adalah mengikuti etiket yang berlandaskan etika.
Ciri–ciri orang yang memiliki tata krama yang baik :
1. Tidak sombong.
2. Jujur dan bijaksana.
3. Memiliki toleransi yang tinggi.
4. Mempunyai kemampuan empati, yakni kesanggupan untuk dapat merasakan dan mengerti perasaan orang lain.
5. Tahu kapan dan bagaimana bertindak di berbagai macam situasi.
Dinilai dari berbagai faktor, antara lain penampilan komunikasi verbal dan non verbal, perilaku ( ikhlas, ramah, positif, tidak menyerang ).
Etiket Blunder
1. Tidak memperdulikan waktu orang lain.
2. Cara berpakaian yang tidak pantas dengan situasi.
3. Menyapa, menerima, memperkenalkan orang lain dengan sembrono.
4. Pendengar yang buruk.
5. Menggunakan kata-kata yang tidak pantas.
6. Mempermalukan orang lain.
7. Tidak menghormati barang, teritori orang lain, maupun tempat, barang milik bersama.
8. Tidak tahu etiket bertelepon.
9. Tidak menghargai orang lain.
10.Tidak tahu etiket makan.
Etika Bisnis
Bisnis sebagai bagian dari hidup masyarakat tidak lepas dari etika, yaitu etika bisnis, atau etika yang berlaku bagi kegiatan-kegiatan manusia dalam berbisnis.
Setiap kegiatan bisnis senantiasa berdimensi etika, karena kegiatan-kegiatan ini mau tidak mau menyentuh hubungan-hubungan antara lembaga dengan berbagai kliennya dalam masyarakat, juga anggota-anggota lembaga bisnis itu sendiri, yaitu para personilnya.
Sukses suatu lembaga bisnis sebagian besar tergantung kepada kemampuanya membina dan memelihara keseimbangan kepentingan “ stakeholders.” Pelaku bisnis dituntut untuk selalu memiliki kepekaan dan terampil memilih jalan yang tepat apabila kepentingan-kepentingan saling berbenturan. Di sinilah para pelaku bisnis berpeluang untuk menunjukkan jati dirinya, standar etiknya moralnya dan integritas pribadinya.
Sukses mundurnya usaha bukan ditentukan oleh saingannya tetapi oleh :
1. Karyawan.
2. Konsumen.
3. Pemegang saham.
4. Masyarakat sekitar.
5. Pemasok.
6. Dan stakeholder lainnya.
Untuk mencapai sukses semacam itu, pelaku bisnis dituntut memiliki standar etik yang tinggi yang dipatuhi secara konsekuen, dilandasi oleh integritas pribadi yang kokoh dan keberanian moral yang tangguh. Menjalin kerja sama yang baik dengan stakeholders yang senantiasa membawa hasil yang memuaskan.
Jadi dengan demikian kesimpulannya adalah, melaksanakan bisnis dengan baik tidak berarti sekedar mengejar untung. Tetapi berusaha memberikan manfaat optimal bagi semua pihak yang terlibat.
Etika Jamuan Makan ( Table Manners )
Guna memahami sopan santun yang berlaku dalam suatu jamuan makan, kita tidak dapat terlepas dari melihat aturan-arutan yang berlaku secara internasional. Aturan–aturan tersebut antara lain :
1. Usahakan datang tepat pada waktunya.
2. Duduklah pada tempat yang telah ditentukan, dengan punggung lurus dan tegak, jangan bengkok atau bersandar malas, atau setengah berbaring.
3. Duduklah dari sebelah kiri kursi masing-masing.
4. Sikap–sikap yang harus dijaga selama makan antara lain kedua belah siku tidak boleh dikembangkan, siku atau lengan tidak diletakkan di atas meja dan lengan tidak ditekan pada pinggiran meja.
5. Sendok, garpu, dan pisau dipegang pada ujung tangkainya , sedangkan ketiga jari lainnya menahan tangkai sendok di bagian bawah, garpu dipegang dengan cara yang sama dengan tangan kiri.
6. Pada umumnya apabila duduk, serbet dapat langsung dibuka dan diletakkan di pangkuan, namun bila menghadiri jamuan makan di kediaman seseorang tunggu sampai nyoya rumah melakukannya.
7. Serbet makan digunakan hanya untuk menyeka bibir, tidak boleh digunakan untuk menyeka keringat ataupun hidung, serbet ini pun jangan digunakan untuk membersihkan garpu, piring dsb.
8. Apabila Anda ingin meninggalkan tempat atau pulang, lipatlah serbet makan tersebut dengan baik, dan diletakkan di sebelah piring kiri Anda.
9. Ambillah hidangan dengan sedikit-sedikit karena Anda akan bercakap-bercakap selama jamuan makan.
10. Katupkanlah mulut Anda sewaktu makan ( mengunyah ) makanan.
11. Telanlah makanan yang ada pada mulut, sebelum Anda bicara.
12. Jangan berbicara pada teman Anda yang baru saja menyuapkan makanannya.
13. Apabila tangan kiri tidak dipergunakan, sebaiknya Anda letakkan di pangkuan dan jangan bertumpu di meja makan.
14. Jangan menggunakan jari Anda untuk melepaskan makanan dari garpu, pergunakanlah pisau.
15. Untuk mengambil makanan dari mulut Anda, misalnya tulang, pergunakan ibu jari dan telunjuk Anda, jangan menutup mulut Anda dengan serbet makan atau tangan Anda.
16. Jangan menggunakan dan meminta tusuk gigi di meja makan atau di tempat umum.
17. Pergunakan peralatan makan dari bagian luar lebih dahulu.
18. Letakkan alat makan yang sudah terpakai di piring Anda , jangan letakkan di meja makan.
19. Panggilah pelayan untuk mengambilkan peralatan makan yang baru bila peralatan Anda ada yang jatuh atau kotor.
20. Sendok kecil digunakan hanya untuk mengaduk dan mencicipi minuman.
21. Jangan meniup minuman yang masih panas, aduk-aduklah dengan menggunakan sendok yang telah disediakan.
22. Minuman tidak boleh disedot berbunyi, air minum harus langsung ditelan, tidak boleh, dikumur-kumur terlebih dahulu.
23. Laplah bibir Anda sebelum Anda minum.
24. Apabila Anda menjatuhkan makanan di meja maka ambillah makanan tersebut dan letakkanlah makanan tersebut di piring Anda.
Jika makanan itu kering maka Anda bisa mengambilnya dengan tangan Anda
Jika makanan itu basah, Anda bisa mengambilnya dengan garpu dan sendok.
25. Apabila Anda menumpahkan air di meja makan.
Minta maaf kepada tuan rumah dan mereka menenangkan suasana ( Anda sebaiknya tenang dan duduk di kursi ). Panggilah pelayan untuk segera membersihkannya.
26. Apabila makanan Anda terlalu panas, tunggu beberapa saat hingga makanan tersebut dingin.
27. Apabila termakan tulang atau benda keras lainnya , ambillah dengan dua jari ( ibu jari dan telunjuk ) dan letakkan tulang tersebut di piring Anda. Untuk mengambil biji yang kecil tersebut Anda bisa mempergunakan sendok, karena ini akan lebih mudah.
28. Cara makan Indonesia menggunakan sendok dan garpu, untuk menyantap ayam goreng, udang dengan kulit, lalap, kerupuk, dalam jamuan makan tidak resmi ataupun di lingkungan keluarga dapat dipergunakan tangan.
29. Gaya makan cara Amerika adalah makanan dipotong-potong dengan pisau dan garpu kemudian diletakkan di tepi piring , dan garpu dipindahkan ke tangan kanan untuk menyuap makanan tersebut.
30. Gaya makan Eropa adalah pisau di tangan kanan, garpu di tangan kiri, makanan dipotong dengan ukuran cukup untuk disuap , kemudian dengan menggunakan garpu di tangan kiri makanan dapat lansung disantap.
Pisau dan garpu selalu dihadapkan kebawah ( telungkup ) kecuali menyantap nasi atau sayuran yang berbentuk keci-kecil , garpu boleh dihadapkan ke atas.
E. Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Simulasi
F. Sumber Pengajaran :
1. Pengambangan Kepribadian, Euis Winarti, Penerbit Graha Ilmu.
2. Meniti Sukses Menata Masa Depan, M. Syahrial Yusuf,dkk. Penerbit Graha Ilmu.
3. Pengembangan Diri, Lembaga Pengembangan Kepribadian John Robert Powers.
4. Professional Image, A. B. Susanto.
5. Mengatur Waktu Secara Efektif, Lothar J. Seiwert, PT Elex Media Komputindo.
G. Evaluasi :
Setelah Anda mempelajari materi kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendownload dan kirimkan jawaban Anda ke email : eisya.management@yahoo.co.id.
Tugas Anda !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar