Senin, 21 Juni 2010

Persiapan Kerja, Interview, dan Presentasi

A. Tujuan Umum :
Warga belajar dapat mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya, baik secara eksternal maupun internal, serta rasa percaya diri dalam berintegrasi dengan lingkungannya.

B. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja, mengikuti wawancara dengan sukses, dan mempresentasikan diri serta meyakinkan orang lain akan kemampuannya.

C. Topik : Persiapan Kerja, Interview, dan Presentasi :
1. Pekerjaan yang Sesuai
2. Kepribadian untuk Memenangkan Sesuatu
3. Persiapan untuk Menghadapi Interview
4. Cara Membuat Resume
5. Kemampuan Presentasi Individu
6. Cara Bertanya dan Menjawab
7. Mengetahui Keahlian Anda
8. Cara Menjual Diri Anda

D. Materi Pengajaran :
Hal-hal yang harus diperhatikan, sebelum mencari pekerjaan, adalah :
1. Pekerjaan apa yang paling disukai ?
2. Apa yang harus Anda tawarkan pada seorang pemberi kerja ?
3. Kursus apa yang telah diambil, yang akan membantu dalam pekerjaan Anda ?
4. Pengalaman kerja apa yang Anda miliki ?
5. Apa kekuatan dan kelemahan Anda ?

Salesmanship
Kemampuan untuk menjual sesuatu dan laku dibeli orang :
1. Menjual kemampuan dirinya.
2. Mampu berbuat sesuatu.
3. Menghasilkan sesuatu yang sangat berguna / bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri.

Inti / Kesimpulan
1. Salesmanship dapat mendorong, mempengaruhi, dan meyakinkan orang lain.
2. Salesmanship menentukan sukses atau gagal.
3. Salesmanship merupakan sikap mental seseorang.
4. Salesmanship dapat dan harus dimiliki oleh setiap orang dan profesi.
Bagaimana kita memulai “ Salesmanship “ dalam diri kita dan mengembangkannya ?

Enam faktor yang mempengaruhi keinginan untuk meraih sukses :
1. Kondisi sosial.
2. Keadaan mental.
3. Nilai-nilai spiritual.
4. Kondisi fisik.
5. Keadaan keuangan.
6. Kehidupan keluarga.

Talent / bakat dikembangkan :
1. Sikap mandiri dalam segala hal.
2. Percaya diri.
3. Spesialisasi keahlian pada satu bidang tertentu.

Kualitas seseorang yang memiliki kemampuan menjual diri dengan baik :
1. Ia adalah seorang diplomat.
Bijaksana mengemukakan opini yang berbeda tanpa menunjukkan sanggahan atau rasa tersinggung.
2. Ia seorang businessman :
Cepat dan dapat memperhitungkan untung rugi dari suatu tindakan.
3. Ia seorang ahli strategi :
Merencanakan segala sesuatu lebih dahulu, setiap rencana ada jalan alternatif.
4. Ia banyak akal :
Memahami motivasi manusia adalah salah satu keahlian utamanya, dan tidak pernah kehilangan akal dalam menghadapi berbagai situasi.
5. Ia harus kritis dan kreatif :
Mudah mengurangi secara cepat masalah yang dihadapi. Jarang sekali bingung, dan selalu tenang. Berfikir jernih dalam menghadapi sesuatu.
6. Ia menggunakan imajinasinya :
Dapat membayangkan hasil akhir, sama mudah seperti ia menggambarkan langkah-langkah pertama yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
7. Ia tenang dan santai :
Pengetahuan yang luas mengenai safat-sifat dasar manusia, membuatnya memiliki rasa percaya diri. Menjauhkannya dari ketegangan dalam mengerjakan apa saja, atau di mana saja berada.
8. Ia berhasil :
Apapun pekerjaannya, seseorang yang terlatih dalam meyakinkan orang untuk menerima ide-ide dan pendapatnya menikmati penghasilan yang tinggi dan kehidupan yang lebih baik.

Behaviour sciences / ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia :
1. Psikologi : Ilmu yang mempelajari jiwa manusia.
2. Sosiologi : Ilmu yang mempelajari masyarakat, gejala, dan pengaruh-pengaruhnya.
3. Antropologi : Ilmu yang mempelajari asal-usul, peradaban manusia, dan kebudayaannya.

Kembangkan dua bentuk pemikiran :
1. Creative mind / pemikiran yang kreatif :
a. khayalan
b. imajinasi
c. visualisasi
d. inovasi

2. Pemantapan pribadi / kepribadian menarik : disukai, disenangi, dipercaya, diyakini :
Langkah 1 :
Miliki kesadaran dan keyakinan bahwa Anda memiliki kepribadian yang menarik.
Langkah 2 :
Agar Anda disukai, maka Anda harus menyukai orang lain.
Langkah 3 :
Anda adalah pribadi yang sadar akan eksistensi diri sendiri dan orang lain. Anda akan menjadi orang yang peka, tanggap, dan aktif.
Langkah 4 :
Lakukan segala sesuatu tepat waktu / manajemen waktu yang baik.
Langkah 5 :
Pengendalian diri. Tidak memperlihatkan kegembiraan yang meluap-luap atau menunjukkan kesedihan yang meratap.
Langkah 6 :
Tegas. Ketidaktegasan terjadi karena sesuatu yang diucapkan tidak dipikirkan lebih dahulu.
Langkah 7 :
Berikan penghargaan kepada orang lain. Penghargaan dapat menumbuhkan empati dan simpati.
Langkah 8 :
Perlihatkan segala tindakan sudah dipertimbangkan dengan matang dan mendalam.
Langkah 9 :
Penampilan. Selalu tampil bersih, serasi, dan sewajarnya/ sederhana.
Langkah 10 :
Tidak emosi. Setiap gerakan tidak didorong oleh emosi, tapi gerakan yang mendorong emosi.

Kepemimpinan yang diperlukan dalam Salesmanship :
1. Kedewasaan emosi.
2. Ketepatan waktu.
3. Pemantapan rasa percaya diri.
4. Keberanian untuk berbeda dengan orang lain.

Keberanian berbeda dengan orang lain, didasari :
1. Keyakinan.
2. Hasil pemikiran diri sendiri.

Bagaimana memiliki kepercayaan diri ?
Langkah 1 :
1. Tegaskan situasi apa yang sedang Anda hadapi ?
2. Apa sasaran Anda ?
3. Hal apa yang ingin Anda peroleh daripadanya ?
Langkah 2 :
Rumuskan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Ketegasan sikap yang bagaimana yang Anda perlukan untuk dapat mencapai keinginan Anda tersebut ?
2. Apa yang harus Anda lakukan untuk mencegah ketidaktegasan dalam diri Anda ?
3. Apa yang membuat Anda menyerah dan tidak yakin dengan diri Anda ?

Hal-hal yang menyebabkan ketidaktegasan dalam diri Anda, adalah :
1. Apakah Anda memiliki kepercayaan yang irasional ? Kalau ya, apa saja hal itu ?
2. Bagaimana Anda dapat menggantikan hal-hal yang irasional tadi dengan hal yang rasional ?
3. Apakah sebagai wanita selama ini Anda berada pada lingkungan dan pengajaran yang membuat Anda tidak dapat tegas ?
4. Kalau demikian halnya, apa yang seharusnya Anda lakukan untuk mengatasi hal itu ?
5. Apakah Anda menjadi khawatir jika Anda menjadi tegas ? Bagaimana mengatasinya ?
6. Apakah Anda sudah memiliki informasi yang lengkap tentang hal-hal yang harus Anda kerjakan selanjutnya ?

Dapatkah Anda memastikan kepada orang lain, bahwa :
1. Anda benar-benar mendengarkannya dan mengerti ?
2. Ia mengerti apa yang Anda rasakan ?
3. Lalu menyatakan apa yang Anda kehendaki !

Jawablah YA atau TIDAK, pertanyaan-pertanyaan di bawah, dari dialog antara dua orang ( Anda sendiri dan orang lain ) !
1. Apakah sudah Anda katakan apa yang hendak Anda katakan ?
2. Pada keadaan mana Anda banyak mengarahkan dan pada keadaan mana Anda banyak beraksi ?
3. Apakah Anda benar-benar menggunakan hak Anda tanpa mengabaikan / mengecilkan hak orang lain ?
4. Apakah Anda dalam menyatakan hal-hal tadi, lebih banyak berdiri atau duduk ?
5. Apakah suara Anda tadi keras atau lemah lembut ?
6. Apakah Anda tadi lebih banyak rileknya atau tegangnya ?
7. Setelah selesai percakapan tadi, apakah Anda merasa puas atau malah kecewa ?

E. Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Studi kasus
4. Games.

F. Sumber Pengajaran :
1. Pengambangan Kepribadian, Euis Winarti, Penerbit Graha Ilmu.
2. Meniti Sukses Menata Masa Depan, M. Syahrial Yusuf,dkk. Penerbit Graha Ilmu.
3. Pengembangan Diri, Lembaga Pengembangan Kepribadian John Robert Powers.
4. Professional Image, A. B. Susanto.
5. Mengatur Waktu Secara Efektif, Lothar J. Seiwert, PT Elex Media Komputindo.

G. Evaluasi :
Setelah Anda mempelajari materi kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendownload dan kirimkan jawaban Anda ke email : eisya.management@yahoo.co.id !

Tugas Anda !


A. Tujuan Umum :
Warga belajar dapat mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya, baik secara eksternal maupun internal, serta rasa percaya diri dalam berintegrasi dengan lingkungannya.

B. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja, mengikuti wawancara dengan sukses, dan mempresentasikan diri serta meyakinkan orang lain akan kemampuannya.

C. Topik : Persiapan Kerja ( Cara Membuat Resume )

D. Materi Pengajaran :

Contoh :
1. Orang yang baru lulus sekolah.
2. Orang yang baru lulus kuliah.

Mempersiapkan CV Anda sendiri :

Langkah 1: Naskah CV
Pilih waktu yang tenang, ketika Anda tidak diganggu, karena Anda memerlukan semua konsentrasi, pada :

Pendidikan
Mulailah dari SLTA, taruh setiap sekolah dan universitas, kursus, serta kualifikasi yang pernah Anda hadiri, pelajari, atau peroleh.

Pekerjaan
Lakukan ini dengan mencatat setiap perusahaan tempat Anda pernah bekerja, baik penuh waktu, paruh waktu, semasa liburan, atau kerja suka rela.

Keterampilan lain
Putar otak Anda untuk menambahkan berbagai hal dalam bagian ini :
1. SIM
2. Keterampilan menggunakan computer dan mengolah kata.
3. Kemampuan menggunakan alat, mesin.
4. Keterampilan berbahasa.

Minat
Masukkan setiap kegiatan waktu luang / hobi yang pernah Anda jalankan ( pilih 3 – 4 kegiatan olahraga dan tuliskan kegiatan lain dengan jumlah yang sama ).

Informasi tambahan
Ini adalah bagian yang dapat membuat Anda benar-benar diterima. Jika Anda ingin CV Anda untuk menarik bagi perusahaan, gunakan ruang ini untuk memilih kekuatan-kekuatan utama. Cukup tuliskan apa yang dikatakan oleh kawan baik Anda, atau mungkin ibu Anda, tentang diri Anda, di hari yang baik.

Referensi
Tanyakan kepada dua orang dalam referensi Anda, apakah mereka dapat menerima untuk dimasukkan dalam CV Anda. Pastikan bahwa perincian di dalamnya adalah benar.

Langkah 2 : Mengedit CV Anda
Sekarang baca semua yang telah Anda tuliskan, Anda perlu menggunakan sebagian besar waktu di bagian pendidikan dan pengalaman. Peraturannya adalah – jika ragu, singkirkan, sehingga informasi yang tersisa adalah jelas, padat, dan menarik untuk dibaca. Bagian ini harus menceritakan karier Anda sampai saat ini dengan menekankan prestasi Anda dan memperlihatkan perkembangan Anda.

Langkah 3 : Versi Terakhir
Periksa semua yang telah Anda tulis. Jika Anda yakin semua isinya benar dan akurat, maka Anda siap meminta agar versi terakhir tersebut diketik.
Setelah dokumen itu diketik, perlihatkanlah CV Anda ke satu orang lain. Orang lain sering kali dapat melihat kesalahan yang tidak Anda lihat, walaupun Anda membacanya berulang-ulang.

Jika Anda merasa puas bahwa CV itu adalah refresentasi yang baik dari kekuatan dan asset Anda, ujian yang sebenarnya adalah menggunakannya untuk melamar pekerjaan dan menghubungi perusahaan-perusahaan.

Langkah 4 : Surat Pengantar
Anda tidak akan pernah mengirimkan hanya CV Anda saja. Setidaknya, Anda akan menulis sebuah surat ke perusahaan yang menyebutkan pekerjaan apa yang Anda lamar.

Anda harus mengatakan mengapa Anda mengirimkan CV Anda, sedikit tentang diri Anda sendiri, dan apa yang Anda inginkan untuk terjadi berikutnya.

Semua surat adalah bersifat pribadi bagi penulisnya. Di bawah ini beberapa saran umum tentang cara menyusun surat pengantar Anda :
1. Buat surat itu sependek mungkin, perusahaan telah memiliki dua halaman dalam CV Anda untuk dibaca.
2. Surat ini merupakan pendahuluan bagi CV Anda, pastikan bahwa surat Anda cukup menarik agar CV Anda benar-benar dibaca.
3. Selalu bersikap ramah – bersikap ramah tidak memerlukan biaya apapun dari Anda dan kesopanan pasti akan mengesankan pembaca.
4. Gunakan kertas polos yang baru untuk memberikan kesan yang baik. Surat pengantar dapat dibuat dengan pengolah kata, diketik, atau ditulis tangan dengan rapi.
5. Beri perhatian yang sama pada surat Anda seperti yang Anda berikan pada CV. Usaha Anda untuk membuat CV akan sia-sia jika perusahaan tidak menyukai surat Anda ketika menerimanya dalam keadaan kotor, dan melemparkannya ke tempat sampah.
6. Jika Anda mengirimkan CV Anda sebagai tanggapan pada sebuah iklan, pastikan bahwa Anda mengalamatkan surat tersebut ke orang yang tepat, dan katakan dari mana Anda mengetahui lowongan tersebut’
Perusahaan itu dapat mengiklankan beberapa pekerjaan secara bersamaan, di beberapa publikasi yang berbeda, dan perlu mengetahui pekerjaan apa yang Anda lamar.
7. Jika Anda mendekati perusahaan yang kemungkinan memiliki peluang, tetapi belum memasang iklan, cobalah temukan nama orang yng ingin Anda dekati dan kirim surat kepadanya secara pribadi.
8. Buatlah dafar semua tempat ke mana Anda mengirimkan CV Anda, dan tanggal CV tersebut dikirimkan. Jika Anda tidak mendengar kabar apapun, selalu bermanfaat untuk menghubungi perusahaan tersebut melalui telepon dalam waktu tiga atau empat minggu, sekedar untuk mengetahui apakah ada berita tertentu.

E. Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Studi kasus
4. Games

F. Sumber Pengajaran :
1. Pengambangan Kepribadian, Euis Winarti, Penerbit Graha Ilmu. Meniti Sukses Menata Masa Depan, M. Syahrial Yusuf,dkk. Penerbit Graha Ilmu.
2. Pengembangan Diri, Lembaga Pengembangan Kepribadian John Robert Powers.
3. Professional Image, A. B. Susanto.
4. Mengatur Waktu Secara Efektif, Lothar J. Seiwert, PT Elex Media Komputindo.

G. Evaluasi :
Setelah Anda mempelajari materi kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendownload dan kirimkan jawaban Anda ke email :eisya.management@yahoo.co.id !

Tugas Anda !


CURRICULUM VITAE

Nama : Sri Mulyani Indrawati
Alamat : Jalan Flamboyan RT 12 No. 16 Balikpapan 76132
Telepon : 0542.752.4432
Tanggal lahir : 16 Agustus 1974
Kewarganegaraan : Indonesia

Pendidikan :
Juli 1988 – Juni 1991, SLTA Tunas Bangsa Samarinda

Pekerjaan :
1. Juni 1988 sampai sekarang.
2. Agen Surat Kabar Super Balikpapan.
3. Pengantar Surat Kabar Kaltim Post.
4. Memilah dan mengirimkan surat kabar dan menangani uang kas.

Pekerjaan Sukarela :
Sejak kelas dua SLTA saya sudah bekerja membantu orang-orang tua yang tidak dapat meninggalkan rumah. Saya secara rutin mengunjungi tiga orang yang tinggal di sekitar tempat saya dan membantu mereka dalam berbelanja dan berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya. Saya menemukan pekerjaan ini sangat menarik dan memberikan kesenangan yang besar, dan ingin terus melakukannya dalam waktu senggang saya.

Keterampilan Lain :
Saya menjadi Ketua OSIS sewaktu saya kelas dua SLTA dan membantu mengorganisasikan pertemuan dan pertandingan olah raga. Saya dapat mengetik 30 kata per menit dan saat ini saya sedang belajar menggunakan pengolah kata. Saya merencanakan untuk belajar mengemudi awal bulan depan.

Minat :
Seni bela diri, medali perunggu untuk renang, bermain skate board, memasak, dan menyulam.

Informasi Tambahan :
Saya adalah orang yang sopan dan dapat bekerja sama dan saya sepenuhnya mencurahkan perhatian saya pada pekerjaan yang sedang saya lakukan. Saya menjadi anggota klub pemuda lokal dan secara rutin mengikuti klub renang.
Sejak SLTP saya sudah mengikuti kelompok drama di sekolah dan telah tampil di banyak pertunjukan.

Referensi :
Bapak Aziz ( pemilik )
Agen Surat Kabar Super Balikpapan
Jalan Mawar No. 2 Balikpapan 76122
Telepon : 0542.5656745

Ibu Sumarni ( Kepala Sekolah )
SMA Tunas Bangsa Samarinda
Jalan Kemuning No. 15 Samarinda 75231
Telepon : 0541.465871


CURRICULUM VITAE

Nama : Robi Gunawan
Alamat : Jalan Markoni Atas RT 12 No. 02 Balikpapan 76122
Telepon : 0542.764563
Tanggal lahir : 18 Juni 1969
Kewarganegaraan : Indonesia
Status sipil : Belum menikah

Pendidikan :
1. 1981 – 1984 SMP Negeri 5 Balikpapan
2. 1984 – 1987 SMA Patra Dharma Balikpapan
3. 1987 – 1992 Universitas Tri Sakti Jakarta
Sarjana dalam Ilmu Sosial : Mempelajari ekonomi, sejarah, ilmu politik, filsafat, geografi, dan statistika.
Spesialisasi dalam : Studi pembangunan. Skripsi saya adalah tentang Hutang Dunia Ketiga.

Pekerjaan :
Kedua pekerjaan ini paruh waktu, dan berlangsung selama liburan dan pada malam hari semasa kuliah.
1. 1989 Kantin Universitas Tri Sakti Jakarta Penjaga Kantin
2. 1989 Katering Universitas Tri Sakti Jakarta Asisten Katering

Keterampilan Lain :
Saya dapat menggunakan komputer dan mengenali beberapa paket pengolah kata.

Minat :
Menjaga kebugaran ( saya adalah anggota dari beberapa kelompok olhraga ketika di universitas ), membaca, bepergian, musik.

Informasi Tambahan :
Setelah berhasil menyelesaikan kuliah saya di Universitas Tri Sakti Jakarta, saya berusaha memperoleh pekerjaan dalam bidang administrasi, pekerjaan kantor pada umumnya, atau pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan angka. Saya sangat ingin memulai karir saya dan akan menjadi karyawan yang loyal dan dapat diandalkan.

Referensi :
Profesor Sumarno Sumartoyo
Universitas Tri Sakti Jakarta 11330
Telepon : 021. 54448876

Dr. L.M. Sumantri Broto
Jalan Cempaka Putih No. 97 Jakarta 14265
Telepon : 021.65466379


Yth. Direktur PT Indo Stars Group
Jalan Jend. Ahmad Yani No. 243, Balikpapan 76123

Dengan hormat,

Bersama ini saya mengirimkan Curriculum Vitae untuk perhatian Bapak. Saya adalah seorang ibu berusia 31 tahun dengan dua anak. Seperti yang Bapak lihat dari Curriculum Vitae saya, saya memiliki pengalaman lima tahun mengerjakan administrasi di sebuah kantor sibuk dan baru-baru ini telah menyelesaikan kursus pengolahan kata di satu pusat pelatihan lokal.

Saya adalah orang bermotivasi tinggi, ambisius, dan menikmati bekerja dengan batas waktu. Saya memilki referensi yang sangat baik dan sangat menginginkan kesempatan untuk bekerja sebagai bagian dari kelompok Indo Stars Group.

Saya akan sangat berterima kasih, jika Bapak dapat menghubungi saya, jika terdapat lowongan dalam perusahaan Bapak, atau menyimpan informasi saya ini dalam arsip untuk lowongan di masa mendatang.

Terima kasih atas perhatian Bapak pada surat ini. Saya sangat mengharapkan berita dari Bapak.

Hormat saya,


Helen Agnesia


A. Tujuan Umum :
Warga belajar dapat mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya, baik secara eksternal maupun internal, serta rasa percaya diri dalam berintegrasi dengan lingkungannya.

B. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja, mengikuti wawancara dengan sukses, dan mempresentasikan diri serta meyakinkan orang lain akan kemampuannya.

C. Topik : Mengetahui Keahlian Anda

D. Materi Pengajaran :

Ada beberapa langkah :
1. Siapkan Hati
2. Kenali Dirimu ( penting )
3. Kenali Bidang Keahlian yang akan Kamu Pilih
4. Lakukan Komparasi dan Tentukan Pilihan
5. Just Do It

Menyiapkan Hati
Menyiapkan hati sangat penting, karena hatilah yang nanti akan mengontrol kita dalam menghadapi segala konsekuensi dari setiap pilihan yang kita ambil. Karena di sana kita akan membutuhkan semangat, istiqomah, sehingga tidak akan mundur dari pilihan yang sudah kita tentukan, tidak mundur ketika suatu saat ada konsekuensi yang tidak mengenakan diri kita, tidak akan mundur hingga kita menyelesaikan tanggungan, tugas, pekerjaan apa yang menjadi pilihan kita.Kesiapan hati, adalah modal awal untuk mengambil sebuah pilihan, sehingga mantabkan hati, pastikan hati tetap bersemangat, istiqomah hingga nanti segala pilihan kita tuntas kita kerjakan. Sebagai awal persiapan hati, Niatkan akan memilih sebuah pilihan dengan segala konsekuensinya, dan akan melaksanakannya hingga tuntas.

Mengenali Diri dan Bidang Keahlian
Setelah hati siap, berikutnya adalah mengenali diri sendiri dan bidang keahlian yang akan menjadi pilihan kita. Kita bisa laksanakan SWOT ANALYSIS kepada diri sendiri, kita dapat mengerti diri kita dengan lebih baik sehingga kita dapat memberikan daftar tentang kelebihan, kekurangan kita. Dapat mengetahui kesempatan apa saja yang kita miliki, serta potensi hambatan yang nantinya akan kita hadapi. Kemudian kita akan bisa menentukan langkah-langkah, bagaimana memaksimalkan kelebihan kita, mengurangi kelemahan kita, mengoptimalkan, dan memanfaatkan setiap kesempatan yang kita miliki, serta menangkal dan mengatasi segala hambatan yang muncul nantinya.

Hal yang sama juga kita lakukan terhadap bidang keahlian yang akan menjadi pilihan kita, sehingga kita bisa lebih mengenal, dan mengetahui prospek ke depan bidang minat kita tersebut serta yang terpenting adalah mengetahui kesesuaian bidang keahlian dengan kita, serta prospek kesuksesan kita menjalani bidang keahlian tersebut.

Melakukan Komparasi dan Menentukan Pilihan
Ketika kita sudah mengenal diri sendiri, mengenal bidang keahlian yang menjadi pilihan kita, kesesuaian antara diri sendiri dan bidang keahlian, serta prospek kesuksesan menjalani bidang keahlian pilihan kita. Maka saatnya kita komparasikan sesuai dengan skala prioritas. Prioritaskan pada kesesuaian bidang keahlian dengan kondisi diri kita, karena jika ini sesuai dengan diri kita otomatis kita akan senang dan lebih semangat menjalani. Jika nilai kesesuaian kurang, maka prioritas berikutnya adalah melihat nilai kemungkinan kita berhasil, semakin tinggi maka akan semakin baik. Jika hal ini masih belum cukup, pilih sesuai dengan keinginan terbesar Anda.

INGAT, setelah memilih apapun pilihannya, jangan lupa untuk melaksanakan hasil dari langkah kedua dan ketiga. Yaitu memaksimalkan kelebihan kita, mengurangi kelemahan kita, mengoptimalkan dan memanfaatkan setiap kesempatan yang kita miliki, serta menangkal dan mengatasi segala hambatan yang muncul nantinya. Kalau di bidang pemrograman kita bagus dan advance maka tambah lagi dengan hal lain seperti meningkatkan kemampuan analisa, belajar teknik pemrograman terbaru dan sebagainya. Jika kita lemah dalam berbahasa Inggris, segera ambil kursus dan membiasakan membaca bacaan bahasa Inggris, dan sebagainya.

JUST DO IT!

Langkah terakhir, jalani saja! Nikmati tantangan yang timbul dengan gembira, dan selesaikan dengan segenap kemampuan. SUKSES adalah ketika kita mengerjakan segala sesuatu sampai selesai.

E. Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Studi kasus
4. Games.

F. Sumber Pengajaran :
1. Pengambangan Kepribadian, Euis Winarti, Penerbit Graha Ilmu.
2. Meniti Sukses Menata Masa Depan, M. Syahrial Yusuf,dkk. Penerbit Graha Ilmu.
3. Pengembangan Diri, Lembaga Pengembangan Kepribadian John Robert Powers.
4. Professional Image, A. B. Susanto.
5. Mengatur Waktu Secara Efektif, Lothar J. Seiwert, PT Elex Media Komputindo.

G. Evaluasi :
Setelah Anda mempelajari materi kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendownload dan kirimkan jawaban Anda ke email : eisya.management@yahoo.co.id !

Tugas Anda !


A. Tujuan Umum :
Warga belajar dapat mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya, baik secara eksternal maupun internal, serta rasa percaya diri dalam berintegrasi dengan lingkungannya.

B. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja, mengikuti wawancara dengan sukses, dan mempresentasikan diri serta meyakinkan orang lain akan kemampuannya.

C. Topik : Cara Menjual Diri Anda

D. Materi Pengajaran :

Tiga Cara dalam Marketing
Tentu kita tahu apa yang dimaksud dengan istilah "memasarkan-diri" di situ. Memasarkan-diri di sini bukan menjual-diri dengan cara-cara atau dalam hal yang negatif. Memasarkan-diri terkait dengan filsafat dasar yang dipakai dalam bisnis. Dunia bisnis punya landasan bahwa setiap orang diberi jalan hidup oleh Tuhan dengan cara menjual sesuatu dari dirinya ( selling ). Seorang pedagang menjual barang dagangannya. Seorang profesional menjual jasa keahliannya. Ringkasnya, seperti kata teori dasar ekonomi, yang kita jual itu kalau nggak barang ya jasa.

Terkait dengan urusan jualan inilah makanya marketing diperlukan. Orang marketing bilang, kalau urusannya usaha, selain selling, semua proses bisnis adalah cost ( biaya ). Yang mencetak profit, kata mereka, hanyalah selling. Agar selling ini bisa terjadi, tentu marketing dibutuhkan. Kalau selling tidak optimal, ya mau tidak mau harus reducing cost ( mengencangkan ikat pinggang ).

Dalam bahasan kita kali ini, memasarkan diri adalah upaya-upaya yang kita lakukan untuk meningkatkan kompetensi yang sering disebut dengan istilah "employability" atau kemampuan dalam memberikan manfaat ( advantage ) bagi pihak lain yang membutuhkan kita ( barang atau jasa: selling ). Menurut hukum Tuhannya, semakin banyak advantage yang bisa kita berikan kepada pihak lain ( pribadi atau organisasi ), semakin banyak pula profit yang akan kita dapatkan.

Profit ini bisa bermacam-macam, tergantung kesepakatan. Kalau kesepakatannya bisnis atau profesional, ya salah satunya uang atau mated yang bisa diuangkan. Kalau kesepakatannya bukan itu, ya profitnya bisa berbentuk power atau pahala. Intinya, profit itu luaslah pengertiannya. Untuk mendapatkan profit ini syaratnya adalah memberikan advantage. Agar kita bisa memberikan advantage yang lebih banyak dan ke orang yang lebih banyak, dibutuhkan upaya memarketingkan diri.

Terlepas apakah kita ( mungkin ) merasa risih atau tidak dengan istilah marketing di sini, tetapi sebetulnya ini biasa kita lakukan dalam aktivitas kita. Hanya memang yang berbeda di sini adalah caranya. Meminjam istilah yang dipakai Walton C. Boshear & Karl G. Albrecht ( 1977 ) dalam bukunya Understanding People, ada cara-cara yang animalistik, humanistik dan rasional. Animalistik artinya kita memilih cara seperti yang dilakukan oleh hewan atau motif-motif hewaniyah di dalam diri kita. Humanistik artinya kita memilih cara yang umum atau manusiawi. Sedangkan rasionalistik artinya kita memilih cara-cara yang sudah dicerahkan oleh etika peradaban dan kebudayaan yang luhur.

Sebagai contoh misalnya kita berkarya, entah menulis artikel, menulis buku atau menduduki jabatan dewan, jabatan profesi, dan lain-lain. Menurut bahasa marketing, ini adalah produk / bahan marketing. Jika motif dan cara kita adalah: supaya bisa sombong dan menjatuhkan orang lain, supaya menjadi lebih kaya dan memiskinkan orang lain, atau supaya lebih bisa berkuasa dan men-subordinasi-kan orang lain, maka motif dan cara demikian lebih dekat pada animalistik. Tapi, bila motif dan cara kita adalah: eksplorasi potensi, memberikan makna dan advantage bagi diri sendiri dan orang lain, bersinergi dengan orang lain, men-develop kehidupan orang lain, ini lebih dekat dengan humanistik yang rasionalistik ( tercerahkan ).

Jadi, motif dan cara yang kita pilih akan menentukan apakah yang kita miliki itu ambisi pribadi ( dorongan yang bernilai minus ) ataukah motivasi diri ( dorongan yang bernilai plus ). Begitu juga dengan kalimat takbir ( membesarkan nama Tuhan ) yang diucapkan para demonstran. Ada takbir ambisi dan arogan tetapi ada juga takbir motivasi dan perjuangan. Ini semua kembali pada motif¬motif tersembunyi di dalam diri seseorang yang belum ada parameter ilmiyahnya.

Kenapa Marketing Itu Perlu ?

Kalau dicari alasannya, tentu ini banyak. Sebagian dari yang banyak itu antara lain :
Pertama, tingkat kemacetan dalam struktur kehidupan masyarakat. Khusus yang hidup di kota¬kota besar, ini menjadi pokok. Ada yang mengilustrasikan kepada saya begini : kalau kita hidup di daerah dengan background pendidikan S2 dan pengalaman bidang IT, ini mungkin secara otomatik banyak orang yang tahu. Tapi, bagaimana kalau kita hidup seperti di Jakarta atau Surabaya ? Tetangga kita saja mungkin tidak tahu katau kita ini orang IT. Itu kira-kira gambarannya.

Hidup di kota besar itu memang menyimpan paradok. Satu sisi ada banyak saluran informasi, mudah mengakses informasi, dekat dengan sumber informasi, tetapi di sisi lain banyak orang yang mengalami krisis informasi. Tersedia ruang gerak yang cukup tuas, tetapi paradoknya, masing-masing orang hanya punya kehidupan yang sempit sesuai bidangnya. Ini terjadi karena semakin tingginya tingkat traffic kehidupan. Karena itu marketing diperlukan.

Terlepas di manapun kita berada saat ini, tetapi ada teori yang sudah dipraktekkan banyak orang di berbagai tempat. Untuk menyederhanakannya saya ingin menyebut dengan istilah pintu perantara. Menurut teori ini, kita bisa memarketingkan diri kepada siapapun dengan melewati pintu perantara itu dan umumnya tidak lebih dari sembilan pintu.

Gambaran ekstrimnya misalnya kita ingin bersalaman, foto, ber-acara, dan berkenalan dengan seorang tokoh politik atau pun pejabat tinggi, padahal kita berada di ujung Aceh sana dan kita pun tidak kenal artis tersebut. Dengan mengaplikasikan teori itu berarti kita perlu menghubungi dinas terkait yang ada di kabupaten. Setelah itu kita minta dihubungkan dengan orang di dinas di provinsi. Dari sini kita bisa minta dihubungkan dengan orang di kantor pusat. Nah kalau sudah sampai pusat, kita perlu minta dihubungkan dengan panitia yang kerap mengelola acara-acara beliau. Ketika sudah sampai pintu ini, hampir bisa dipastikan kita bisa bersalaman atau foto bersama pejabat tersebut.

Kedua, pengembangan diri. Pengalamanan Newton ini terkadang perlu juga kita praktekkan. Kata pengalamannya, kalau kita hanya mengerjakan hal-hal yang sudah pasti bisa kita kerjakan ( certainty atau ordinary ), ini menjadikan kita agak sulit berkembang ke yang lebih besar atau yang lebih tinggi. Supaya cepat, cobalah hal baru yang kira-kira mungkin ( possibility ) bisa kita lakukan. Syukur-syukur kita bisa mengerjakan hal-hal yang sebelumnya kita rasakan tidak mungkin tetapi bisa ( impossibility ). Tentunya perlu pakai kalkulasi.

Nah, apa hubungannya dengan marketing ? Yang kerap terjadi, tantangan dan peluang itu muncul setelah kita melakukan proses-proses yang bisa kita sebut marketing itu. Begitu kita memberitahukan kepada orang lain tentang apa yang kita tahu, orang lain pun biasanya akan menawarkan kita tantangan dan peluang yang baru. Karena itu teori networkingnya menyarankan agar kita menambah orang yang tahu tentang apa yang kita tahu ( know who knows you about what you know ). Lain soal kalau kita sudah sampai pada taraf wanted di bidang kita. Biasanya, proses marketingnya berjalan sendiri atau dijalankan oleh orang lain. Pada tahap ini tuntutannya bukan menambah, melainkan menjaga.

Ketiga, perlakuan orang lain pada kita. Orang lain itu bermacam-macam. Ada yang over-estimate ( menilai kita terlalu berlebihan ) dan ada yang under-estimate ( menilai kita sebelah mata ). Ini memang terjadi terkadang bukan murni salah kita. Bisa saja itu terjadi karena orang lain terlalu gegabah. Tapi pertu kita akui bahwa peranan penjelasan yang kita kemukakan kepada orang lain juga ikut menentukan. Nah, marketing di sini bisa kita fungsikan untuk memberikan penjelasan yang fair dan proporsional agar orang lain bisa memberikan perlakuan yang fair dan proporsional pula. Pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang.

Yang Perlu Dilakukan dan yang Perlu Dihindari

Berdasarkan cara dan motif di atas, ada beberapa kaidah universal yang perlu kita hindari dan perlu kita lakukan. Ini antara lain :

Pertama, hindari berbohong. Berbohong ini kesepakatan universal. Semua manusia menolak kebohongan dan semua tatanan nilai mengharamkan kebohongan, entah kebohongan itu dalam arti memanipulasi atau "mengada-ada" atau tidak singkron secara logika. Kalau kita menginginkan orang lain supaya menganggap kita orang yang "wah" tetapi simbol status yang kita tunjukkan tidak singkron dengan penjelasan itu, ya ini sebetulnya masuk dalam kategori berbohong.

Yang perlu kita tekankan dalam marketing bukan harus berbohong dalam pengertiannya yang variatif itu, melainkan menjelaskan ( explaining ) apa yang menurut kita perlu dijelaskan dengan cara-cara yang kira-kira bisa membangkitkan ketertarikan orang ( attractiveness ). Tentunya harus dengan bukti supaya menarik dan tertarik. Perlu kita catat bahwa perbedaan antara menjelaskan dengan membohongi ini tidak kelihatan karena saking tipisnya. Kitalah yang harus lebih dulu tahu apakah kita sedang berbohong atau sedang menjelaskan.

Kedua, belajar menjadi asertif. Ini terkait dengan bagaimana kita mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain. Menurut Connie Podesta ( 2005 ), bagaimana kita mengkomunikasikan sesuatu, itu bisa dikelompokkan menjadi empat :
1. Assertif
2. Aggressif
3. Passif
4. Passif – Aggreessif

Asertif adalah gaya dan model komunikasi yang paling sehat. Sebagian cirinya adalah : memiliki alasan, pandangan atau bukti yang mendukung, diungkapkan dengan cara yang sopan dan dengan bahasa yang tidak berpotensi menyakiti, menyinggung, mengancam atau merendahkan orang lain. Asertif adalah menjelaskan diri kita dengan cara yang tidak mengganggu orang lain. Selain bisa kita pelajari melalui praktek hidup dengan melihat orang lain, ini juga sudah sering kita bahas di sini.

Komunikasi agresif, katanya, kerap menggunakan teknik, trik dan taktik yang mengandung manipulasi. Ini misalnya kita menginginkan orang lain tahu tentang kita tetapi caranya mengganggu orang lain. Kalau kita mengajak si A untuk bergabung di bisnis MLM yang kita ikuti dengan mengatakan bahwa pekerjaan / profesi si A itu salah total dan tidak mungkin menjadikannya kaya raya, ini berpotensi menyinggung. Padahal maksud kita adalah mengajak si A supaya tertarik dengan apa yang kita lakukan.

Komunikasi pasif biasanya dipraktekkan oleh orang yang sedang minder, belum pede, "jaim", malu, atau takut yang tidak jelas alasannya. Untuk kepentingan marketing, ini perlu kita perbaiki dengan memperkaya bukti-bukti dan memperbaiki penjelasan kita tentang diri kita kepada orang lain. Misalnya saja kita ditanya oleh interviewer apa aktivitas kita, apa yang sudah kita capai ( prestasi ), apa kelebihan kita dan apa kekurangan kita. Untuk orang yang belum terlatih dan belum memiliki banyak bukti, pertanyaan yang gampang ini menjadi sulit untuk menjawabnya.

Karena itu, dutu saya sering mengusulkan kepada para applicants ( pelamar kerja ) yang diwawancarai, terutama yang fresh graduate, agar menghafalkan profil dirinya dan mencontoh berbagai model CV dan resume. Dasarnya kala itu adalah pengalaman. Ternyata tidak banyak orang yang bisa menjelaskan dirinya dengan cara atau bahasa yang mudah dimengerti dan dengan standing yang meyakinkan.

Terakhir adalah model komunikasi passif - aggressif. Kalau konteknya marketing, komunikasi model ini bisa dijelaskan misalnya kita memang tidak berkonfrontasi dengan orang lain ( pasif ), tetapi kita pun tidak melirik ide / penjelasan orang lain ( dengan maksud tersembunyi ) agar hanya ide kita yang perlu dilirik. Banyak orang yang bermimpi untuk bisa bekerjasama atau bersinergi dengan orang lain, entah dalam hal apa. Tetapi sayangnya, yang dianggapnya benar atau yang harus dianggap benar adalah dirinya dan ide-idenya saja. Ini belum singkron dengan mimpi kita. Berani memasarkan diri, berani pula menerima upaya orang lain untuk memasarkan dirinya. Syukur-syukur terbuka kerjasama atau sinergi.

Ketiga, tunjukkan motivasi plus dan jauhkan diri dari motivasi minus. Istilah ini dipinjam dari penjelasan Donah Zohar dan Ian Marshall ( Spiritual Capital: 2004 ). Dalam memarketingkan diri, perlu juga memperhatikan hal-hal yang spiritual agar yang muncul adalah motivasi plus. Kalau konteksnya marketing, mungkin yang bisa dijelaskan seperti di bawah ini :

Niatkan untuk eksplorasi diri ( gali potensi untuk meningkatkan prestasi ), bukan untuk menonjolkan diri ( sombong dan arogan ). Eksplorasi diri adalah motivasi plus, sedangkan menyombongkan diri adalah motivasi minus.
1. Niatkan untuk sosialisasi dan kooperasi ( sinergi atau kerjasama ), bukan untuk men¬subordinasi atau memarahi orang lain. Sosialisasi dan kooperasi adalah motivasi plus.
2. Niatkan untuk menambah kekuatan internal, bukan untuk memuluskan rencana keserakahan. Keserakahan adalah motivasi minus.
3. Niatkan untuk meningkatkan penguasaan ( skill, kompetensi, dst. ), bukan melarikan diri dari ketakutan. Meningkatkan penguasaan adalah motivasi plus.
4. Niatkan untuk memperluas wilayah pengabdian ( memberi manfaat pada orang lain ), bukan memanfaatkan orang lain. Memanfaatkan dalam arti eksploitasi adalah minus.

Intinya, motivasi plus di sini adalah motif yang digerakkan oleh keluhuran humanistik dan akal sehat. Sedangkan motivasi minus adalah motif yang digerakkan oleh nafsu egoisme atau animalistik. Mudah-mudahan ini bisa kita praktekkan.

E. Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Studi kasus
4. Games.

F. Sumber Pengajaran :
1. Pengambangan Kepribadian, Euis Winarti, Penerbit Graha Ilmu.
2. Meniti Sukses Menata Masa Depan, M. Syahrial Yusuf,dkk. Penerbit Graha Ilmu.
3. Pengembangan Diri, Lembaga Pengembangan Kepribadian John Robert Powers.
4. Professional Image, A. B. Susanto.
5. Mengatur Waktu Secara Efektif, Lothar J. Seiwert, PT Elex Media Komputindo.

G. Evaluasi :
Setelah Anda mempelajari materi kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendownload dan kirimkan jawaban Anda ke email : eisya.management@yahoo.co.id.

Tugas Anda !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar